Kamis, 12 April 2012

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi
            Menurut Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, 1993, 183 Investasi adalah hasil biaya investasi yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan mengenai masa depan. Faktor-faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi dimasa depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah. Beberapa faktor yang mempengaruhi investasi dalam perekonomian suatu negara antara lain:
1.     Pengaruh Nilai Tukar
 Perubahan nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.
2.     Pengaruh Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada dorongan untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengolahan barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan modal (input) lain untuk menghasilkan output / barang final.
3.     Pengaruh Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif.  Menurut Greene dan Pillanueva, tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro. Dengan demikian tingkat inflasi domestik juga berpengaruh pada investasi secara tidak langsung melalui pengaruhnya pada tingkat bunga domestik.
4.     Pengaruh Infrastruktur
Banyak negara di dunia, mengundang investor guna berpartisipasi menanamkan modalnya di sektor-sektor infrastruktur, seperti jalan tol, sumber energi listrik, sumber daya air, pelabuhan, dan lain-lain. Partisipasi tersebut dapat berupa pembiayaan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing. Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi krisis, Dengan infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai oleh dunia usaha akan makin besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.


5.     Pengeluaran pemerintah

 Pengeluaran pemerintah disini adalah meliputi semua pembelian barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi yang memiliki tujuan untuk mendukung kegiatan roda perekonomian agar berjalan lebih baik dan bersemangat. Peran pemerintah seperti dikemukakan oleh Keynes sering kali diperlukan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian.

Daftar Pustaka:








FAKTOR-FAKTOR PENENTU PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI

Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonom Indonesia, secara umum adalah :
1.    Faktor produksi
Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources). (Griffin R: 2006) Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources, kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources).
1)     Tenaga Kerja (labor)
 Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya yaitu:
tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum.
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu,
 tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat kerjanya:
Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara.
 tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir

2)     Modal (capital)
Modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.
Modal Berdasarkan bentuknya:
Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. contohnya :mesin, gedung, mobil, dan peralatan
 Modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan.Contohnya:  hak paten, nama baik, dan hak merek.
Modal Berdasarkan pemilikannya:
Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank.
 Modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.
Modal berdasarkan sifatnya:
Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. contohnya mesin-mesin dan bangunan pabrik.
Modal lancar adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.
3)     sumber daya fisik (physical resources)
Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan bahan mentah (raw material)

4)     kewirausahaan (entrepreneurship)
Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produk
5)     sumber daya Informasi
Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.


2.    Faktor investasi
Bagi seorang investor yang hendak melakukan suatu investasi, harus melakukan suatu analisis terlebih dahulu dalam menentukan keputusan investasinya. Untuk melakukan suatu analisis investasi, setidaknya ada tiga faktor yang harus dianalisis, yaitu:
1)      Analisis kondisi makroekonomi
2)      Analisis pada jenis industry
3)      Analisis fundamental suatu perusahaan
3.    Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan perimbangan di antara ekspor dan impor. Sedangkan neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri. Defisit neracapembayaran berarti pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Salah satu faktor penting yang menimbulkan defisit tersebut.
Tujuan Neraca Pembayaran lainnya :
a. Sebagai bahan keterangan kepada pemerintah mengenai posisi internasional negara yang bersangkutan.
b. Sebagai bahan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan dibidang pilitik perdagangan dari urusan pembayarannya.
c. Sebagai bahan untuk membantu pemerintah dalam mengambil keputusan di bidang politik moneter dan fiskal.
4.    Faktor kebijakan moneter dan inflasi
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi) Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
5. Faktor keuangan negara

Di negara seperti di Indonesia, Keuangan negara bukan saja meliputi APBN tapi juga meliputi anggaran nonbujeter serta BUMN/BUMD, yayasan maupun perusahaan yang terkait dengan kedinasan serta lembaga swasta yang mendapatkan subsidi dari negara. Ada dua alasan penggunaan definisi keuangan negara yang luas itu. Pertama adalah karena praktik dari jaman revousi kemerdekaan di mana tiap unit pasukan tentara dan pemerintah sipil, dengan Doktrin Perlawanan Rakyat Semesta, mencari dana sendiri, masih tetap dilanjutkan oleh pemerintah Orde Baru. Alasan kedua adalah karena sektor negara di Indonesia bukan saja memproduksi jasa-jasa publik ataupun public goods. Pada saat yang sama, negara juga memiliki badan usaha yang menghasilkan private goods ataupun mixed goods yang merupakan kombinasi dari keduanya4. Karena negara sekaligus memproduksi ketiga jenis komoditi itu, keuangan negara di Indonesia bukan saja tercermin dalam APBN,tapi juga pada BUMN/BUMD, yayasan maupun badan usaha lainnya yang terkait dengan kedinasan. Badan pelayanan umum milik swasta, seperti sekolah, rumah sakit dan panti asuhan serta lembaga sosial lainnya juga mendapat subsidi dari negara.




Daftar Pustaka :

http://putracenter.net/2009/06/29/definisi-investasi-dan-faktor-penentu-investasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter
http://www.bpk.go.id/doc/publikasi/PDF/ppan/08.pdf

UPAYA PEMERINTAH UNTUK MENGATASI MASALAH KEMISKINAN


UPAYA PEMERINTAH UNTUK MENGATASI MASALAH KEMISKINAN

Beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam mengatasi masalah kemiskinan diantaranya adalah:

1.      Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi penganguran. Karena pengangguran adalah salah satu penyebab kemiskinan terbesar di indonesia. Dengan adanya lapangan perkerjaan setidak nya masyarakat bisa mencari ataupun mendapatkan pekerjaan, sehingga dapat mengurangi pengangguran.

2.      Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia, sehingga setiap masyarakat menikmati makanan yang berkualitas. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya angka kesehatan masyarakat. dengan adanya kemiskinan maka masyarakat sulit untuk mendapatkan kebutuhan pokok salah satunya makanan yang berkualitas, sehingga dengan adanya bantuan subsidi masyarakat dapat mengurangi beban pengeluaran kebutuhannya.


3.      Menghapus korupsi. Korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya, hal inilah yang menjadikan masyarakat tidak bisa menikmati hak mereka sebagai warga negara sebagaimana mestinya. dengan adanya korupsi akan membawa dampak negative bagi masyarakat, dengan ini masyarakat sulit untuk mendapatkan haknya.

4.      Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin. Fokus program ini bertujuan mendorong terciptanya dan terfasilitasinya kesempatan berusaha yang lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat/keluarga miskin. Beberapa program Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin yang berkenaan dengan ini antara lain:

• Pelatihan budaya, motivasi usaha dan teknis manajeman usaha mikro
• Fasilitasi sarana dan prasarana usaha mikro
• Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
• Pengembangan usaha perikanan tangkap skala kecil
• Peningkatan akses informasi dan pelayanan pendampingan pemberdayaan dan ketahanan keluarga
• Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah
• Peningkatan koordinasi penanggulangan kemiskinan berbasis kesempatan berusaha bagi masyarakat miskin.




5.      Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. Program yang berkaitan dengan fokus ketiga ini antara lain :

• Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di daerah perdesaan dan perkotaan
• Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
• Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus
• Penyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis masyarakat.


http://marx83.wordpress.com/2008/07/05/upaya-penanggulangan-kemiskinan/

PEMBIAYAAN SEKTOR MIKRO DAN PEMBIYAAN COORPORATE


1.      PEMBIAYAAN SEKTOR MIKRO DAN PEMBIYAAN COORPORATE

A.      Pengertian Sektor Mikro
Sektor Mikro dalah Peluang Usaha Produktif milik orang perorangan atau badan Usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-undang . No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,-.

B.     Pengertian Coorporate
Secara etimologi corporate  dalam bahasa Belanda yaitu corporatiedalam bahasa inggris Corporation, dalam bahasa Jerman Korporation,  berasal dari kata latin corporatio” dari kata kerja “corporare”, yang banyak dipakai orang pada jaman abad pertengahan atau sesudah itu. Corporate sendiri berasal dari kata “corpus” (Indonesia=badan), yang berarti memberikan badan atau membadankan. Dengan demikian maka akhirnya “corporatio” itu berarti hasil dari pekerjaan membadankan, dengan lain perkataan badan yang dijadikan orang, badan yang diperoleh dengan perbuatan manusia sebagai lawan terhadap badan manusia, yang terjadi menurut alam.

2.      DARI KEDUA PEMBIAYAAN TERSEBUT YANG LEBIH MENGUNTUNGKAN

Jika melihat  mana yang kebih menguntungkan antar pembiyaan sektor makro dan pembiayaan corporate keduanya memiliki sisi positive dan negative nya masing-masing.
tetapi apabila di bandingkan antara keduanya pembiayaan Sektor Makro yang lebih menguntungkan karena perusahaan makro kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, penyedia lapangan kerja yang terbesar, pemegang penting dalam kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, penciptanya pasar baru dan sumber inovasi, dan menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.

3. TANTANGAN DARI PEMBIAYAAN SEKTOR MIKRO DAN PEMBIYAAN COORPORATE

Tantangan dari sektor mikro yaitu:

Banyaknya perusahaan baru yang bermunculan serta terbatasnya sumberdaya produktif  dan rendahnya kualitas kelembagaan dan organisasi. sehingga menjadi tantangan buat sektor mikro agar tetap bisa bertahan.

Tantangan dari Coorporate yaitu:

walaupun dalam corporate lebih banyak investasi dan hidup  terus menerus tetapi di sisi lain juga memiliki tantangan yaitu biaya pembentukan relative tinggi setra kepemilikan mudah berpindah sehingga sering mengalami kebijakan perusahaan.


Daftar Pustaka: