Bisnis Internasional
1. Hakikat Bisnis Internasional
Hakikat bisnis internasional. Bisnis internasional
merupakan
kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas – batas suatu Negara. Transaksi
bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional yang sering disebut sebagai Bisnis
Internasional (International Trade) ada juga yang menybutnya sebagai Pemasaran
Internasional atau International Marketing. Dilain pihak transaksi bisnis itu
dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau
individu di negara lain disebut Pemasaran Internasional atau International
Marketing. Pemasaran internasional inilah yang biasanya diartikan sebagai
Bisnis Internasional , meskipun pada dasarnya ada dua pengertian. Jadi kita
dapat membedakan adanya dua buah transaksi bisnis Internasional yaitu.
a. Perdagangan Internasional (International
Trade)
Perdagangan internasional adalah proses tukar menukar
yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing Negara. Adapun
motifnya adalah memperoleh manfaat perdagangan atau gains of tride.
Perdagangan
merupakan kegiatan ekonomi yang sangat penting saat ini, maka tidak ada
Negara-negara di dunia yang tidak terlibat didalam perdagangan baik perdagangan
antar regional, antar kawasan ataupun antar Negara.
Perdagangan
ini melakukan transaksi jual beli ke luar negeri, kalau kita membeli disebut
impor sedangkan kalau kita menjual disebut expor.
Manfaat
Perdagangan Internasional
1.
Saling mendapat petukaran tehnologi guna mempercepat pertumbuhan ekonomi
2.
Menjalin persahabatan
3.
Dapat membuka lapangan pekerjaan
4.
Dapat menambah jumlah dan kualitas barang
5.
Meningkatkan penyebaran sumber daya alam melalui batas Negara.
Dampak Perdagangan Internasional Terhadap
Perekonomian Indonesia
Perdagangan internasional membawa pengaruh yang cukup
besar dalam perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut ada yang bersifat
positif, ada pula yang negatif. Berikut ini beberapa dampak yang ditimbulkan
dari pedagangan internasional.
1.
Dampak Positif Perdagangan Internasional
Berikut ini beberapa dampak positif perdagangan
internasional.
a.
Saling membantu memenuhi kebutuhan antarnegara
Terjalinnya
hubungan di antara negara-negara yang melakukan perdagangan dapat memudahkan
suatu negara memenuhi barang-barang kebutuhan yang belum mampu diproduksi
sendiri. Mereka dapat saling membantu mengisi kekurangan dari setiap negara,
sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi.
b.
Meningkatkan produktivitas usaha
Dengan
adanya perdagangan internasional, kemajuan teknologi yang digunakan dalam
proses produksi akan meningkat. Meningkatnya teknologi yang lebih modern dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan dalam menghasilkan barang-barang.
c.
Mengurangi pengangguran
Perdagangan
internasional dapat membuka kesempatan kerja baru, sehingga hal ini menjadi
peluang bagi tenaga kerja baru untuk memasuki dunia kerja. Semakin banyak
tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan, maka pengangguran dapat berkurang.
d.
Menambah pendapatan devisa bagi negara
Dalam
kegiatan perdagangan internasional, setiap negara akan memperoleh devisa.
Semakin banyak barang yang dijual di negara lain, perolehan devisa bagi negara
akan semakin banyak.
2.
Dampak Negatif Perdagangan Internasional
Selain
dampak positif, perdagangan internasional juga memberikan dampak negatif bagi
perekonomian Indonesia. Berikut ini beberapa dampak negatif dari perdagangan
internasional.
a.
Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor
Untuk
memenuhi kebutuhan barang-barang yang tidak diproduksi dalam negeri, pemerintah
akan mengimpor dari negara lain. Kegiatan mengimpor ini dapat mengakibatkan
ketergantungan dengan negara pengimpor.
b.
Masyarakat menjadi konsumtif
Banyaknya
barang-barang impor yang masuk ke dalam negeri menyebabkan semakin banyak
barang yang ada di pasar baik dari jumlah, jenis, dan bentuknya. Akibatnya akan
mendorong seseorang untuk lebih konsumtif, karena semakin banyak barang-barang
pilihan yang dapat dikonsumsi.
c.
Mematikan usaha-usaha kecil
Perdagangan
internasional, dapat menimbulkan persaingan industri dengan negara-negara lain.
Industri yang tidak mampu bersaing tentu akan mengalami kerugian, sehingga akan
mematikan usaha produksinya. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan
pengangguran.
b. Pemasaran Internasional (International
Marketing)
Pemasaran Internasional dianggap memiliki
peranan penting dalam memberikan jawaban dan antisipasi positif terhadap
sejumlah isu global yang dinamis. Pemasaran internasional yang sering disebut
sebagai bisnis Internasional ( International Busines ) merupakan keadaan dimana
suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan negara lain
, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis
internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi
di luar negeri. Dalam hal semacam ini maka pengusaha tersebut akan terbebas
dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor
impor.
Dengan masuknya langsung dan melaksanakan
kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan
ekspor impor. Produk yang dipasarkan itu tidak saja berupa barang akan tetapi
dapat pula berupa jasa. Transaksi bisnis internasional semacam ini dapat
ditempuh dengan berbagai cara antara lain :
*
Licencing
*
Franchising
*
Management Contracting
*
Marketing in Home Country by Host Country
*
Joint Venturing
*
Multinational Coporation (MNC)
2. Alasan Melaksanakan Bisnis Internasional
Alasan negara melakukan perdagangan internasional.
a. Masalah mobilitas faktor produksi. Faktor
produksi terdiri dari tanah (land), tenaga kerja (labour), barang modal
(capital) dan manajerial atau keterampilan (skill).
b. Monilitas mengandung arti suatu pergerakan,
sehingga yang dimaksud disini adalah pergerakan faktor produksi dari suatu
negara kenegara lain. namun pada kenyataannya tidak semua faktor produksi dapat
mobil secara internasional. Menurut Adam Smith, labour merupakan faktor
produksi yang paling mobil. Masalah perbedaan sistem moneter. Setiap negara
memiliki mata uang sendiri. Adanya perbedaan mata uang dari setiap negara,
perbedaan kebijakan ekonomi moneter, pada gilirannya mempengaruhi sistem lalu
lintas pembayaran internasional dan sistem lalu lintas modal.
c. masalah batas-batas negara yang berdaulat.
Adanya batas-batas dari suatu negara dengan negara yang lain yang berdaulat
menyebabkan perbedaan politik dalam perdagangan misalnya perlindungan tarif
terhadap produk hasil industri didalam negero, larangan impor, quota dan blok
perdagangan. Adanya kedaulatan mengakibatkan bea masuk (impor duty) dari suatu
negara tidak sama dengan bea impor dari negara lain.
d. Masalah transport cost. Ongkos angkut dari
pabrik kepasar atau kepelabuhan meninggikan harga asal pabrik. Ongkos
pengangkutan barang ekspor harus dimasukkan dalam perhitungan biaya agar harga
yang diperoleh untuk komoditi ekspor tersebut tepat.
a. Konsep Keunggulan Absolut
Menurut Adam Smith Bahwa setiap negara akan memperoleh
manfaat perdagangan internasional karena melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak, serta
mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak.Teori
absolute advantage ini didasarkan kepada beberapa asumsi pokok antara lain:
Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja. Kualitas barang yang
diproduksi kedua negara sama. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa
uang. Biaya transpor ditiadakan.
b. Konsep Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif merupakan teori yang dikemukakan
oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada
perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan
komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa
lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya.
c. Potensi Pasar Internasional
Potensi pasar ditentukan oleh tiga faktor yaitu
struktur penduduk , daya beli serta pola konsumsi masyarakat. Dalam hal pasar
Internasional , potensi pasar internasional juga ditentukan oleh ketiga faktor
tersebut hanya saja dalam hal ini diberlakukan untuk negara lain.
3. Tahap-Tahap dalam Memasuki Bisnis
Internasional
Perusahaan yang memasuki bisnis internasional
pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang
paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling
kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun tahap tersebut
secara kronologis adalah sebagai berikut :
1.
Ekspor Insidentil
2.
Ekspor Aktif
3.
Penjualan Lisensi
4.
Franchising
5.
Pemasaran di Luar Negeri
6.
Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
EKSPOR AKTIF (ACTIVE EXPORT)
Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang
terus dan kemudian terjalinlah hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu dan
bahkan transaksi tersebut makin lama akan semakin aktif. Keaktifan hubungan
transaksi bisnis tersebut ditandai pada umumnya dengan semakin berkembangnya
jumlah maupun jenis komoditi perdagangan Internasional tersebut. Dalam tahap
aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen
atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal di mana pengusaha hanya bertindak
pasif. Oleh karena itu dalam tahap ini sering pula disebut sebagai tahap
“ekspor aktif”, sedangkan tahap pertama tadi disebut tahap pembelian atau
“Purchasing”.
PENJUAlAN LISENSI (LICENSING)
Tahap berikutnya adalah tahap penjualan
Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang menjual lisensi atau merek dari
produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek
atau lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang
cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku
serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan
dan negara penerima harus membayar fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing
tersebut.
FRANCHISING
Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih
aktif lagi yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau
merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk
peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya,
pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, serta
bentuk pelayanannya. Cara ini sering dikenal sebagai bentuk “Franchising”.
Dalam hal bentuk Franchise ini maka perusahaan yang menerima disebut sebagai
“Franchisee” sedangkan perusahaan pemberi disebut sebagai “Franchisor”. Bentuk
ini pada umumnya berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran,
supermarket, fitness centre dan sebagainya.
4. Hambatan Dalam Memasuki Bisnis Internasional
Melaksanakan bisnis internasional tentu saja
akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang di pasar domestik. Negara lain
tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kali menghambat
terlaksananya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau
budaya negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena
itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
1. Batasan perdagangan dan tarif bea masuk
Tarif bea masuk adalah pajak yang
dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor.
Dikenakannya tarif/bea masuk yang tinggi bagi barang luar negri, maka akan
mengakibatkan harga barang tersebut kalah bersaing dengan harga barang dalam.
2. Perbedaan bahasa, sosial budaya/cultural
Perbedaan dalam hal bahasa
seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis Internasional , hal ini
disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang vital baik
bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi yang baik maka hubungan
bisnis sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar.
3. Kondisi politik dan hokum/perundang-undangan
Hubungan politik yang kurang baik antara satu
negara dengan negara yang lain juga akan mengakibatkan terbatasnya hubungan
bisnis dari kedua negara tersebut. Sebagai contoh yang ekstrim Amerika
melakukan embargo terhadap komoditi perdagangan dengan negara-negara Komunis.
Ketentuan hukum ataupun perundang-undang yang
berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis
internasional. Misalnya negara-negara Arab melarang barang-barang mengandung
daging maupun minyak babi. Lebih dan itu undang – undang di negaranya sendiri
pun juga dapat membatasi berlangsungnya bisnis Internasional , misalnya
Indonesia melarang ekspor kulit mentah ataupun setengah jadi , begitu pula
rotan mentah dan setengah jadi dan sebagainya.
4. Hambatan operasional
Hambatan perdagangan atau bisnis
internasional yang lain adalah berupa masalah operasional yakni transportasi
atau pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke
negara yang lain.
5. Peraturan atau kebijkan Negara lain, dalam
bentuk proteksi yaitu: usaha melindungi industry-industri di dalam negri
6. Perbedaan tingkat upah
5. Perusahaan Multinasional (PMN)
Adalah perusahaan yang berusaha di banyak
negara; perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini memiliki
kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Mereka biasanya
memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka mengkoordinasi manajemen global.
Perusahaan multinasional yang sangat besar memiliki dana yang melewati dana
banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global, karena
pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para politisi, dan juga sumber
finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi masyarakat dan melobi politik.
a. Jenis-Jenis Perusahaan Multinasional
Banyak contoh perusahaan multinasional misalnya saja
Coca Cola , Colgate , Johnson & Johnson , IBM , General Electric ,
Mitzubishi Electric , Toyota , Philips dari negeri Belanda , Nestle dari
Switzerland , Unilever dari Belanda dan lnggris , Bayer dati Jerman , Basf juga
dari Jerman, Ciba dari Switzerland dan sebagainya.
Sumber :
- book.store.co.id
- http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Perdagangan_Internasional_9.2_%28BAB_7%29
-
//dwisetiati.wordpress.com/2010/12/20/bisnis-internasional/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar